BACA JUGA

Manfaat dan Khasiat Extra VCO, Royan Ramadhan Quality Standards.
Petunjuk Cara Pakai : Aturan Minum, Aturan Oles, Aturan Penggunaan untuk Bayi dan Anak.
Harga dan Cara Order Extra VCO, Royan Ramadhan Quality Standards

Cari di Blog Ini

Rabu, 08 Juli 2020

VCO Obat Keputihan Dari Bahan Alami

Penyebab Keputihan Pada Gadis Remaja
Penyebab Keputihan Pada Gadis Remaja dan Wanita Yang Belum Menikah

Keputihan adalah cairan bening yang keluar dari vagina dan bisa menyebabkan tidak nyaman. Umumnya keputihan memang terjadi pada semua wanita dewasa dan wanita yang sudah menikah. Peluang berhubungan seksual rutin dengan pasangan juga bisa memicu terjadinya keputihan. Ibu hamil juga bisa mengalami keputihan akibat berbagai penyebab yang berbeda. Namun biasanya sangat jarang remaja mengalami keputihan kecuali dengan beberapa penyakit reproduksi. Berikut ini adalah beberapa penyebab keputihan pada wanita yang belum menikah:

Pengaruh Stres
Stres yang terjadi pada wanita yang belum menikah memang sering memicu keputihan. Stres bisa membuat semua sistem reproduksi mengalami gangguan. Kondisi ini jika terjadi secara terus menerus maka bisa merusak sistem hormon dalam tubuh dan menyebabkan sulitnya hamil saat sudah menikah. Pelajar atau mahasiswa yang mengalami berbagai tekanan berat menjadi penderita keputihan yang paling umum. Keputihan berhenti sendiri setelah pikiran tidak tertekan atau stres maka itu berarti keputihan masih wajar. Penderita hanya perlu mengelola pikiran agar tidak terlalu stres dan bisa menjaga kesehatan reproduksi.

Menjelang Menstruasi
Ketika mendekati periode menstruasi maka biasanya semua wanita yang sudah menikah maupun belum menikah bisa mengalami keputihan. Keputihan ini dianggap wajar dengan beberapa tanda seperti cairan yang putih, bening , tidak kental, tidak terlalu lengket dan tidak mengeluarkan bau. Sistem reproduksi sudah bersiap mengeluarkan sel telur yang tidak dibuahi dan sudah hancur dalam rahim, yang kemudian akan keluar menjadi darah menstruasi. Jika keputihan masih wajar maka tidak perlu merasa khawatir.

Sesudah Menstruasi
Biasanya sesudah menstruasi juga akan mengalami keputihan. Hal ini terjadi setelah menstruasi benar-benar selesai. Reaksi ini terjadi akibat tubuh mengalami perubahan hormon reproduksi. Kemudian bagian vagina dalam memproduksi lendir untuk membersihkan semua bakteri atau sumber penyakit yang masih tertinggal selama menstruasi. Biasanya keputihan bersifat lebih cair, tidak berbau, tidak menyebabkan sakit pada bagian pinggul dan akan sembuh sendiri dalam waktu cepat tanpa obat apapun.

Masa Ovulasi
Baik wanita yang belum menikah atau sudah menikah maka masa ovulasi juga bisa menyebabkan keputihan. Masa ini terjadi sesuai dengan siklus menstruasi yang biasa terjadi setiap bulan. Ini menjadi pertanda yang sangat baik untuk mengetahui masa subur. Tanda ini juga sering digunakan oleh pasangan yang sudah menikah untuk mengetahui kapan waktu yang tepat untuk berhubungan seksual jika ingin mendapatkan peluang kehamilan. Kondisi keputihan ini akan sembuh sendiri setelah masa ovulasi selesai dan beberapa hari kemudian wanita bisa mengalami menstruasi ketika tidak terjadi pembuahan.

Ada masalah hormon dalam tubuh
Masalah hormon terjadi ketika kelenjar pituari tidak memproduksi hormon reproduksi yang cukup untuk tubuh. Hal ini terjadi ketika kadar estrogen dalam tubuh memang sangat rendah sehingga menyebabkan masalah untuk organ reproduksi. Kadar estrogen yang rendah juga bisa menyebabkan wanita sulit hamil, gangguan ovulasi, masalah perkembangan sel telur, sel telur yang cacat dan berbagai penyakit reproduksi. Jika ada masalah ini maka segera minta bantuan ke dokter karena jika tidak diobati maka bisa menyebabkan berbagai gangguan kesehatan yang lain termasuk masalah jantung.

Infeksi bakteri dari pembalut
Penggunaan pembalut dengan bahan yang tidak steril juga bisa memicu keputihan. Biasanya pertumbuhan bakteri vaginosis bisa membuat pertumbuhan bakteri dalam vagina menjadi tidak seimbang. Kemudian bisa menyebabkan reaksi yang tidak nyaman seperti keputihan yang lebih banyak. penyakit ini bisa terjadi pada wanita yang sudah menikah dan belum menikah. Tips untuk mengatasi gangguan ini adalah mencoba untuk mengganti pembalut lebih sering ketika sedang menstruasi dan memilih pembalut yang paling steril dan terbuat dari kapas penuh.

Berbagai bahan kimia pada pakaian dalam
Mencuci pakaian dalam dengan berbagai bahan sabun, pemutih atau pewangi bisa menyebabkan pakaian mengandung bahan kimia yang banyak. Kemudian masalah ini bisa menyebabkan reaksi vagina menjadi sangat sensitif. Dinding vagina menghasilkan cairan vagina yang lebih banyak untuk membantu melindungi area vagina agar tidak terkena berbagai bahan kimia. Karena itu mencuci pakaian dalam memang harus dilakukan dengan cara yang benar. Cuci dan bilas beberapa kali dengan air hangat untuk membantu menghilangkan kuman yang masih tertinggal. Hilangkan kebiasan menggunakan bahan kimia seperti produk sabun yang berbahaya untuk kebersihan area intim.

Reaksi normal vagina
Keputihan sebenarnya adalah lendir yang memang dihasilkan oleh bagian mulur rahim. Keputihan tidak selalu buruk karena bisa membantu membersihkan semua bagian vagina dari dalam sampai luar sehingga tidak terkena infeksi dari bakteri dan jenis kuman yang lain. Keputihan yang termasuk dalam reaksi yang normal memiliki beberapa tanda seperti sangat putih, tidak berbau, jernih, tebal, lengket, dan tidak berbekas pada pakaian.

Kebersihan area intim yang buruk
Pada wanita atau remaja yang tidak menjaga kebersihan organ intim maka juga bisa menderita keputihan yang berat. Reaksi ini sangat normal sebagai pertanda bahwa ada banyak bakteri atau sumber penyakit yang mengancam pada bagian vital ini. Misalnya saja seperti kebiasaan jarang berganti pakaian dalam, kurang menjaga kebersihan setelah buang air besar dan buang air kecil, pakaian dalam dari bahan sintetis dan berbagai penyebab yang lain. Jika sudah terjadi seperti ini maka sebenarnya serviks mengenal bakteri pada area intim dan ingin membersihkan dengan reaksi menghasilkan cairan yang lebih banyak.

Penyakit reproduksi
Kemudian penyebab lain dari keputihan untuk wanita yang belum menikah adalah jika terjadi penyakit reproduksi. Ada banyak penyakit reproduksi dan semua memang memiliki penyebab yang berbeda. Penyakit ini juga bisa menyebabkan resiko komplikasi sehingga memang memang harus segera ditangani. Misalnya penyakit yang sering menyebabkan keputihan adalah kista. Beberapa jenis kista sering berkembang pada wanita yang belum menikah. Termasuk kista yang selalu bisa hilang sendiri karena pecah saat wanita masuk ke masa menstruasi. Sehingga penyakit reproduksi untuk wanita yang belum menikah memang harus diperiksa detail untuk menemukan obat atau perawatan yang tepat.

Terkena penyakit radang vulva (vulvitis)
Keputihan yang terjadi pada wanita yang belum menikah juga bisa disebabkan oleh adanya radang vulva atau vulvitis. Penyakit ini biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri streptococcus. Penyakit ini harus mendapatkan perawatan yang serius untuk membantu agar tidak menjadi lebih parah. Untuk mencegah penyakit ini maka bisa menjaga kebersihkan organ intim, menggunakan pakaian dalam dengan bahan yang mudah menyerap keringat, hindari pakaian dalam dari sintetis dan cobalah untuk membersihkan area organ intim setelah buang air besar dan buang air kecil.

Cara mencegah keputihan untuk wanita yang belum menikah:
Selalu menjaga kebersihan area vagina dengan membersihkan secara teratur terutama setelah buang air kecil atau buang air besar.
Menjaga kebersihkan pakaian dalam dan mengganti pakaian dalam secara teratur. Jenis pakaian dalam yang dipilih sebaiknya berbahan katun, mudah menyerap keringat dan hindari pakaian dengan bahan sintetis.
Hindari menggunakan pakaian dan handuk yang tidak bersih, karena semua sumber penyakit bisa masuk ke bagian vagina ketika terkena bahan tersebut.
Menjaga pola makan yang sehat seperti menghindari makanan yang mengandung lemak jenuh tinggi, makanan dengan pengawet dan minuman yang mengandung kafein.
Hindari semua jenis bahan pembersih area kewanitaan karena semua bahan ini mengandung bahan kimia yang justru bisa memicu keputihan.
Itulah beberapa penyebab keputihan pada wanita yang belum menikah. Untuk mengetahui penyebab yang sebenarnya maka pemeriksaan bisa dilakukan kemudian perawatan dilakukan sesuai dengan penyebabnya.



,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,



9 Jenis Keputihan
Keputihan merupakan masalah umum bagi wanita. Keputihan bisa merupakan sesuatu yang normal dan wajar, tetapi juga bisa mengindikasikan suatu tanda bahaya pada kondisi kesehatan, maka perlu mengetahui jenis keputihan normal dan yang keputihan yang perlu diwaspadai.
Ada beberapa jenis keputihan yang perlu di waspadai karena bisa menjadi tanda kondisi yang berbahaya.

Sekilas Mengenai Keputihan:
Keputihan terdiri dari cairan vagina dan lendir serviks. Kondisi ini merupakan satu diantara fungsi tubuh yang normal dan menjaga vagina agar tetap sehat. Setiap wanita pun memiliki kondisi keputihan yang berbeda.
Biasanya keputihan normal akan berwarna jernih atau keputihan, dan tidak akan berbau busuk. Teksturnya bisa bervariasi, bisa berair dan tipis, atau berserat. Tergantung pada waktu Anda memeriksakannya.
Volume keputihan juga bervariasi. Misalnya, Anda mungkin mengalami sedikit keputihan pada beberapa hari, atau keputihan bisa keluar lebih banyak pada beberapa hari lainnya, dan bisa juga Anda tidak mengalaminya sama sekali.
Keputihan ‘normal’ juga bisa sangat bervariasi sehingga penting untuk mengetahui mana jenis keputihanyang normal atau tidak. Untuk mengetahuinya, Anda perlu memerhatikan warna, konsistensi, dan aroma pada cairan keputihan tersebut.
Jenis keputihan yang normal bisa berwarna dari putih ke kuning, bertekstur tebal hingga berlendir. Itu semua tergantung pada kondisi kesehatan Anda dan waktu Anda memeriksanya.
Perlu diketahui, serviks biasanya menciptakan 4 jenis lendir di vagina, berdasarkan waktu ovulasi.

Jenis-jenis keputihan yang perlu Anda ketahui:
Keputihan bertekstur kering. Seperti namanya, jenis keputihan ini kering, dan berwarna pucat. Anda mungkin merasakan bagian vulva menjadi sangat kering. Kondisi ini sebagian besar terjadi selama masa tidak subur dalam sebulan, atau tujuh hari sebelum dan sesudah siklus menstruasi Anda. Faktanya, peluang kehamilan Anda cenderung menurun pada masa ini, bahkan jika Anda melakukan hubungan seks tanpa kondom. Tujuan dari keluarnya keputihan ini adalah untuk menghalangi sperma memasuki rahim Anda.

Keputihan bertekstur kering
Keputihan bertekstur creamy. Ketika kadar estrogen mulai naik di dalam tubuh, leher rahim akan menghasilkan lebih banyak cairan. Pada kondisi ini, vulva mungkin terasa lengket dan basah. Anda mungkin mengalami keputihan yang lengket dan basah pada labia selama berhari-hari, antara ovulasi dan masa tidak subur. Misalnya, jika Anda memiliki siklus 28 hari, Anda akan mengalami jenis keputihan normal ini antara hari ke 7 dan hari ke 11. Biasanya, jenis cairan ini lebih tipis dan mampu menyaring sperma berkualitas rendah atau abnormal sebelum memasuki rahim.

Keputihan bertekstur creamy
Keputihan bertekstur putih telur. Saat mendekati masa ovulasi, Anda akan mengalami cairan keputihan yang bertekstur licin, yang sering disebut keputihan putih telur. Anda mungkin akan merasakan ‘sensasi basah’ tepat di vulva Anda dengan keluarnya cairan seperti putih telur. Beberapa di antaranya mungkin bertekstur kasar. Kondisi ini merupakan tanda ovulasi yang baik. Jika siklus menstruasi Anda adalah 28 hari, Anda mungkin mengalami jenis keputihan ini antara hari ke-12 dan hari ke-16. Jadi jika Anda berencana untuk hamil dan mengalami jenis keputihan ini, artinya saat yang tepat untuk mulai mencobanya. Jenis keputihan ini menciptakan jalur mudah bagi sperma berkualitas baik untuk memasuki rahim.

Keputihan bertekstur putih telur
Keputihan seperti pelumas. Beberapa hari sebelum ovulasi dimulai, cairan keputihan akan sangat licin. Lendir serviks menjadi seperti pelumas. Fakta menariknya, hari terakhir Anda melihat jenis keputihan normal ini sebenarnya adalah hari paling subur dalam sebulan, karena itu merupakan hari terakhir sebelum sel telur dilepaskan. Jenis keputihan ini juga kaya akan kalium.

Keputihan seperti pelumas
Keputihan berwarna putih. Ini biasanya adalah keputihan yang normal. Anda mungkin mengalami sedikit keputihan pada awal atau akhir siklus menstruasi bulanan. Namun, jika Anda mengalami keputihan berlendir tebal yang memiliki tekstur keju cottage dan disertai dengan rasa gatal, kemungkinan Anda sedang tertular infeksi ragi. Anda juga dapat mencurigai adanya infeksi jika keputihan disertai dengan bau busuk, nyeri panggul, dan gatal parah.

Keputihan berwarna putih
Keputihan jernih dan berair. Keputihan yang bertekstur jernih dan encer ini bisa datang kapan saja di setiap bulan. Jenis keputihan ini yang paling normal. Biasanya, Anda akan mengalaminya setelah menjalani sesi olahraga yang berat.

Keputihan jernih dan berair
Keputihan kecoklatan atau keluar darah. Tepat setelah menstruasi berakhir, Anda mungkin melihat keluarnya cairan berwarna coklat pekat. Jangan khawatir, keputihan jenis ini juga bisa dikatakan normal. Kondisi ini hanya cara tubuh untuk membersihkan rahim pasca menstruasi. Selain itu, jika Anda melakukan hubungan seks tanpa kondom dan melihat keputihan dengan bercak coklat atau berdarah, itu juga bisa menunjukkan kehamilan. Flek yang lebih berat juga bisa menunjukkan keguguran. Jika flek abnormal terjadi, harus segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan tepat. Tetapi pada wanita pascamenopause, keputihan ini bisa merupakan tanda kanker serviks. Pap smear yang rutin atau pemeriksaan panggul dapat menjadi tindakan antisipasi.

Keputihan kecoklatan atau keluar darah
Keputihan berwarna kuning. Warna kuning bisa berpotensi menyebabkan infeksi. Biasanya cairan jenis ini bertekstur tebal dan jika berbau busuk, itu adalah indikasi yang jelas dari infeksi vagina. Kondisi ini juga berpotensi mengindikasikan trikomoniasis, yang merupakan infeksi menular seksual. Perlu diketahui bahwa sebagian besar wanita yang menderita klamidia atau gonore tidak menunjukkan gejala apa pun, dan keluarnya cairan kuning merupakan indikasinya, waspadai jenis keputihan ini karena berpotensi tidak normal.

Keputihan berwarna kuning
Keputihan berwarna hijau. Jenis keputihan seperti ini tentu tidak normal dan biasanya merupakan tanda infeksi internal yang serius. Jika disertai bau busuk, itu juga bisa menunjukkan trikomoniasis. Jika mengalami jenis keputihan ini, Anda harus mengunjungi dokter kandungan segera.

Keputihan berwarna hijau

Ketahui tentang jenis keputihan yang tidak normal
Ketika keputihan memiliki ketidakseimbangan bakteri dan mengeluarkan bau busuk atau warna, kondisi itu akan menjadi abnormal.

Berikut beberapa hal yang bisa membuat keputihan menjadi tidak normal:
Penggunaan antibiotik atau steroid
Bacterial vaginosis, atau infeksi bakteri yang umum terjadi pada wanita hamil.
Jika wanita memiliki banyak pasangan seksual.
Pil KB
Kanker serviks
Klamidia atau gonore, yang termasuk infeksi menular seksual
Douche vagina
Menggunakan sabun atau losion beraroma, atau bahkan mandi busa biasa yang terpapar pada vagina
Infeksi panggul
Penyakit radang panggul (PID)
Trikomoniasis, yaitu infeksi parasit yang disebabkan oleh hubungan seks tanpa kondom
Atrofi vagina, yaitu pengeringan dan penipisan dinding vagina selama fase menopause.
Vaginitis, yang merupakah iritasi di dalam dan, atau di sekitar vagina
Infeksi ragi
Diabetes
Kehamilan

Menjaga kebersihan vagina:
Mencucinya menggunakan air hangat.
Gunakan celana berbahan 100 persen katun, dan hindari memakai celana dalam yang sangat ketat.
Rajin mengganti celana dalam.
Jangan gunakan sabun beraroma, douche, atau sabun kewanitaan.
Saat menyeka vagina, pastikan untuk menyeka dari depan ke belakang untuk mencegah infeksi memasuki vagina.
Penting untuk rutin menjaga dan memerhatikan kebersihan vagina Anda dengan rutin agar dapat mempertahankan vagina yang sehat.